Pada tahun 1893 muncul Anggota Pitung yang tidak kalah menakutkan bagi Pemerintah Kolonial Belanda, yaitu Kyai Haji Ratu Bagus Ahmad Syar’i Mertakusuma.
Pada tahun 1914, Ahmad Syar’i bersama dua rekan seperjuangan, membentuk organisasi perlawanan yang bernama “KI DALANG”. Pada masa itu, dikenal 3 (tiga) orang pemimpin yaitu :
- KI SAMA’UN
Kisama'un yang berpusat di Teluk Naga Kampung Melayu Tangerang (kini masuk wilayah Provinsi Banten) - KI SYAR’IE (KH RATU BAGUS AHMAD SYAR'IE MERTAKUSUMA),
Kh Ahmad Syar;ie Martakusuma / Ki Syar;ie berpusat di Bambu Larangan Cengkareng Jakarta Barat - KI ABDUL KARIM DAIM,
berpusat di Kampung Duri Gang Jamblang.
Perlawanan “KI DALANG” ini berakhir pada tahun 1924, yang ditandai dengan terbunuhnya Ki Sama’un, serta tertangkapnya Ki Syar’ie, Ki Abdul Karim Da’im bersama pemimpin lainnya.
Tidak beberapa lama di tahan, Ki Syar’ie berhasil kabur, namun beliau tertangkap di Kota Bandung, dan di jatuhi hukuman gantung oleh Pemerintah Kolonial Belanda waktu itu.
Tetapi belum sempat di hukum, Ki Sya’ie untuk kedua kalinya berhasil melarikan diri.
Selama bertahun-tahun pihak Belanda mencari keberadaan Ki Syar’ie ini, tetapi tidak juga mereka temukan.
Dalam pelariannya Ki Syar’ie sempat ke Medan, kemudian di tahun 1926 bermukim di Kota Palembang.
Sumber : Biografi Kyai Haji Ratu Bagus Ahmad Syar’i Mertakusuma