"SEPERTI ANAK PANAH, DIMUNDURKAN UNTUK MELESAT KE DEPAN"
Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Bismillahirrahmanirrahiim..
Sahabatku..
Pernahkah kamu mengalami suatu keadaan yang membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?
Pernahkah kamu melihat orang-orang yang dulunya berapi-api, tiba-tiba seperti kehilangan semangat, bahkan lenyap dari peredaran?
Pernahkan kamu melihat atau bahkan merasakan bahwa orang-orang yang pernah kau lihat (atau bahkan dirimu sendiri) mengalami kemunduran itu, lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih banyak hasil?
Kita seperti anak panah di tangan Allah..
Ada masanya anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang dimaksudkan..
Ada masanya anak-anak panah itu harus istirahat dalam kantong-Nya. Namun di saat yang diperlukan, anak panah itu akan dipasang dalam busur-Nya ditarik ke belakang, sejauh mungkin untuk mencapai suatu sasaran..
Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh..
Semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, makin cepat pula anak panah itu melesat.
Jadi..
Jika kau seperti dalam keadaan yang mundur, bersabarlah..
Mungkin Allah tengah meletakkanmu di busur-Nya. Menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran..
Dan jika kau melihat seorang sahabat seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan “Apinya telah padam” atau “Jangan-jangan dia ada dosa."
Jadilah sahabat yang baik, yang mendampingi di saat sahabatmu sedang "dimundurkan”, karena dengan demikian kau ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai.
Kamu, aku, dia, mereka, kita, adalah anak-anak panah ditangan Allah..
Hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan.
Sahabatku..
Tetaplah semangat..
Tetaplah bersabar..
Tetaplah tekun dalam kebenaran..
Senantiasa istiqomah..
Dan tetaplah berdo’a memohon kepada Allah..
Niscaya Allah akan memberi lebih dari yang kita mohonkan. Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin.
Barakallahu fiikum..
sumber : Fenny Lovely Sulistyowati